Review : Jasmine Model 1/72 Ho229

Jasmine Model 1/72 Ho229

Obsesi pangkal prestasi.

Kekalahan Jerman pada WWI mengakibatkan pembatasan kekuatan militer besar-besaran, termasuk penerbangan. Namun mereka tetap bisa mempertahankan spirit dan teknologi aeronautika dengan berbagai klub penerbangan sipil. Banyak pemuda Jerman tertarik program ini, sebagian menjadi pilot dan banyak juga menjadi engineer, termasuk Walter dan Reimar Horten. Namun berbeda dengan yang lain, Horten bersaudara terobsesi dengan flying wing. Walau tanpa background pendidikan aeronautika formal yang lengkap, mereka sukses mendisain beberapa flying wing performa tinggi mulai dari glider sampai jet powered. Suatu prestasi yang luar biasa mengingat flying wing adalah konfigurasi yang tidak umum dan mesin jet baru saja ditemukan. Sebenarnya apa kelebihan flying wing sampai membuat Horten terobsesi?


Sesuai namanya, flying wing hanya terdiri dari sayap saja. Bagian tengah sayap dibuat sedikit lebih besar untuk menampung pilot, landing gear, persenjataan, mesin, dll. Flying wing tidak memiliki ekor sehingga drag akan minimum. Flying wing yang didisain dengan baik akan punya kecepatan dan jarak jelajah lebih besar dari disain konvensional yang sekelas.

Namun tidak ada ekor berarti tidak ada elevator dan rudder. Flying wing hanya bisa mengandalkan bidang kontrol pada sayap berupa flaps, aileron dan mungkin spoiler. Pitching dilakukan dengan defleksi bidang kontrol kiri dan kanan kearah yang sama. Roll dan yaw dilakukan dengan defleksi bidang kontrol kiri dan kanan kearah berlawanan yang mengakibatkan perbedaan lift dan drag. Bidang kontrol pitch dan yaw pada disain konvensional ditempatkan di ekor yang jauh dari CG sehingga sangat efektif. Flying wing tidak dilengkapi kemudahan itu. Kontrol pitch dengan flaps dan aileron kurang efektif karena posisinya yang dekat dengan sumbu putar pitch. Kontrol yaw dengan aileron dan spoiler pun perlu dilakukan dengan hati-hati karena mengakibatkan rolling juga. Sehingga distribusi berat dan lift pada flying wing perlu didisain dengan sangat baik untuk menghasilkan kestabilan statis yang baik sekaligus manuverabilitas yang layak. Pengaturan distribusi berat dan lift dicapai dengan swept wing dan profil airfoil tertentu yang perlu dibuat secara presisi.

Horten memantapkan konsep flying wing pada beberapa glider yang mereka disain. Saat Hermann Goering mengeluarkan requirement light bomber 3x1000 (mampu membawa 1000kg muatan pada jarak 1000km dengan kecepatan 1000km/h), Horten bersaudara berani menjawabnya dengan flying wing terbaru, Ho.IX. Drag minim flying wing adalah modal yang sangat bagus untuk menempuh jarak jauh dengan kecepatan tinggi. Daya dorong disediakan oleh sepasang axial turbojet yang diintegtasikan secara mulus dengan kontur flying wing. Air intake ditempatkan di leading edge dan gas buang ditembakkan di sisi atas belakang fuselage.

Walau didisain oleh Horten bersaudara, Ho.IX direncanakan diproduksi oleh Gotha. Sehingga Ho.IX juga dikenal dengan nama Go229 atau Ho229.

Bentuk mulus dan bersih flying wing menyebabkan RCS-nya relatif kecil. Selain itu kulit Ho.IX dibuat dari bahan komposit khusus yang mampu menyerap gelombang radar. Sebuah eksperimen pasca perang membuktikan RCS Ho.IX sangat kecil bagi frekuensi radar Chain Home milik pertahanan udara Inggris pada WWII. Beberapa pihak skeptis menyebutkan bahwa Ho.IX bukan stealth karena bisa terdeteksi dengan mudah oleh radar modern. Hal ini setengah benar karena RCS memang tergantung frekuensi. Sebagai gambaran F-117 yang sangat sulit dideteksi radar modern berfrekuensi microwave tapi bisa terlihat dengan jelas oleh radar VHF. Jadi yang dilakukan oleh Horten adalah tindakan jenius untuk optimasi RCS Ho.IX bagi radar Chain Home yang dihadapi saat itu. Stealth bukan berarti bisa menghilang secara ajaib dari radar. Pesawat stealth tetap bisa dideteksi radar, namun pada jarak yang jauh lebih dekat dari pesawat konvensional. Hasilnya lawan tidak punya cukup waktu untuk memposisikan elemen pertahan udara pada posisi ideal untuk menyergap, sehingga serangan bisa dilakukan dengan sukses.

Ho.IX memang tidak sempat masuk fase operasional karena Jerman sudah kalah. Namun Amerika berhasil memboyong prototype Ho.IX dalam misi paperclip. Silahkan bandingkan bentuk bomber modern terbaik, B-2 dengan Ho.IX, Anda akan menemukan kemiripan yang mengejutkan.

Jasmine Model 1/72 Ho229
Jasmine Model 1/72 Ho229 case
Disain struktur pesawat adalah sesuatu yang luar biasa. Selain harus kuat, struktur juga harus dibuat seringan mungkin sambil tetap menyediakan ruang internal yang cukup untuk mesin, fuel tank, kokpit, persenjataan, landing gear, dll. Pada flying wing seperti Ho229, distribusi bobot struktur juga harus diperhitungkan dengan sangat cermat. Struktur juga harus bisa memberikan bentuk airfoil yang presisi.
Jasmine Model 1/72 Ho229 detail 1

Jasmine Model adalah alternatif yang sangat bagus untuk melihat dan mempelajari struktur internal Ho.229 di skala 1/72. Kit ini tersusun dari Photo Etched untuk detail maksimum pada model ukuran kecil. White metal parts digunakan untuk bagian yang butuh kontur 3D seperti landing gear. Tidak tanggung-tanggung, Jasmine Model mengerahkan 128 PE dan white metal parts untuk model berukuran 233x103mm ini.
 
Jasmine Model 1/72 Ho229 detail 2

Overall material Photo Etched memang lebih sulit ditangani dari plastik, perlu teknik melipat yang benar dan lem powerglue yang cukup keras. Namun hasilnya adalah model unik dan super detail yang menunjukkan kejeniusan dibalik disain struktur Ho229.     

Harga : 840.000 per 14.01.2017

Silahkan kunjungi toko kami www.rumahmokit.com untuk memiliki kit ini dengan mudah, terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar